Wednesday, June 5, 2013

Coffee Shop

Mantap dia berjalan walau dalam gontai, indah dia tersenyum walau kebas kegetiran.
Kembali kesini, masuk kedalam sebuah coffee shop yang selalu ramai oleh wanita sebayanya.
Perlahan dia memandang sekeliling tempat yang sangat indah itu, tempat dimana ia biasa mengisi canda dan tawa, tempat dimana ia biasa melepas penat dan dahaga.
Terduduk dia di sudut sebuah sofa nyaman, yang dia anggap menjadi miliknya dari tiga tahun yang lalu saat pertama kali dia masuk ke tempat itu.
Menatap pilu gelas dingin yang terisi setengahnya. Isi yang selalu sama yang diberikan untuknya. Entah mengapa kini sudah tidak bisa lagi meredakan dahaganya, terlebih emosinya.
Ketenangan yang biasa dia dapatkan disini sudah hilang ditelan kebisingan pelanggan yang lain.
Tidak bisakah tempat ini menjadi miliknya seorang, hingga gelasnya menjadi penuh tanpa harus dibagi dengan yang lain?
Pada akhirnya dia tersadar dan berjalan keluar. Berharap temukan suatu tempat yang bisa memberinya ketenangan nyata, yang bisa memberinya satu gelas yang berisi penuh.
Dan aku tau kamu pasti akan menemukannya.

No comments:

Post a Comment